Postingan

Ibu Berdaya | Catatan harian pengingat diri

Saya hanya seorang ibu rumah tangga (untuk saat ini). Hanya? Iya. Karena seperti itulah orang akan menilaimu. Semua peluh, semua rasa suntukmu tidak akan ada artinya ketika kamu tidak memakai setelan kemeja, tidak wangi, tidak bermake up setiap pagi, tidak memakai sepatu pantofel yang berjalan dengan bunyi layaknya klompen memenuhi lorong kantor. Semua waktu yang diberikan tidaklah ada artinya kalau ibu tidak bisa menghasilkan uang. Semua akan baik-baik saja, ketika seorang ibu rumah tangga mendapat apresiasi berarti terutama dari pasangan. Semua akan baik-baik saja ketika pasangan tidak menganggapmu HANYA seorang ibu rumah tangga. Cukup lama bagi saya untuk berpikir apa peran saya untuk keluarga. Cukup lama bagi saya tersadar bahwa saya bisa bertindak lebih dari apa yang mereka lihat dari saya yang hanya seorang ibu rumah tangga. Dukungan orang-orang sekitar terutama suami adalah sangat penting bagi saya, agar seorang ibu menganggap bahwa dirinya berharga. Tidak perlu mendengar

Dokter Spesialis Anak (DSA) Surabaya Rekomen

Punya anak itu yang paling bikin hati potek kalau ngeliat anak sakit. Kita cukup bersyukur menjadi ibu di era milenial, era digital, era internet, era google is my bestfriend, dll. Begitu banyak informasi yang kita dapat kadang bikin kita jadi berpikir lebih kompleks. Too much info bisa jadi good or bad news. Kalau sebagai orang tua gampang panik pasti takut untuk googling macam-macam. Pilihan paling tepat adalah pergi ke dokter, rightaway! Tapi tidak semua dokter itu menyenangkan untuk tempat bertanya. Sebagai orang tua yang panik dan hina ini kadang kan kita pengen banyak tahu, banyak tanya. Aku memang belum explore menyeluruh DSA di surabaya. Beberapa dokter anak yang pernah aku kunjungi itu antara lain dr. Nadjib (lombok22), dr. Dini (rs phc), dr. Dina Angelika, dr. Hartoyo ( RSHU), dr. Laksmi (RSHU), dr. Diana (Kendangsari merr), dr. Nurul (kedangsari merr) dan dr.Samuel Nugraha Adi. Aku ga akan review satu persatu, tapi aku pilih yang paling klik di aku aja ya. Dr. Sa

Paula's Choice, Egyptian Magic Cream, Aztec Indian Healing Clay Mask review (indonesia)

Saya mengenal dua brand skincare ini sejak Tahun 2011. Mereka adalah brand skincare serius pertama saya karena saat itu saya berjuang melawan breakouts di wajah. Untuk Paula's Choice saya memesan langsung ke website mereka di Paula's Choice Indonesia. Yups saat itu Paula's Choice secara resmi menjual produk di Indonesia, tapi hanya secara online. Kalau saya tidak salah ingat, website mereka dulu www.paulaschoice-indonesia.co.id .Mereka memutuskan hanya berjualan secara online untuk memotong cost yang tidak perlu sehingga produk Paula's Choice memiliki harga yang terjangkau. Kebayang kan kalau PC masuk department store mall. Saat itu saya tidak memesan produk langsung fullsize, melainkam saya hanya pesan sample saja hahaha. Iyalah waktu itu range harga PC Indonesia 300-400an ribu rupiah, sudah beli fullsize kalau tidak cocok kan sakit kak rasanya. (Perih) Sayang beribu sayang, Paula's Choice Indonesia hanya bertahan kurang lebih satu tahun sampai akhirnya merek

Cinta Dulu, Sekarang dan Nanti

Baru tiga tahun usia pernikahan kami tapi di benak saya selalu muncul pertanyaan bagaimana pasangan mencintai saya. Dulu, sekarang dan nanti apakah sama. Kalau cinta dulu, kita tidak perlu mempertanyakan, lovebirds. Rasanya semua anak muda pasti mengalami. Cinta sekarang, hmm. Saya orang yang selalu bertanya. I always curios on everything. Melihat orang lain, melihat pasangan lain, memperhatikan sekitar. People changes or not? Katanya orang tidak berubah tapi keadaan yang mengubah mereka. Ataukah sebenernya mereka hanya melimpahkan kesalahan kepada keadaan (?). Jatuh cinta itu mudah, menjaga cinta itu sendiri bukan hal yang mudah. Apalagi harus jatuh cinta setiap hari, di pernikahan dengan adanya anak hmm tau sendiri kan ibu-ibu hahah. Jatuh cinta setiap hari dengan beban pekerjaan terus bertambah dan tuntutan bos yang tiada akhirnya hmm tau sendiri kan bapak-bapak belum lagi kalau isteri ngomel dan anak rewel hahah. Lalu bagaimana kami harus jatuh cinta lagi dan lagi? Apalah

The Ordinary Skincare Review (Part I) Indonesia

Gambar
Hi, Pasti sudah dengar dengan skincare paling fenomenal di Tahun 2017, yups The Ordinary. Pertama kali saya mengenal The Ordinary sehak Tahun 2017 sekitar bulan Mei atau Juni. Pada saat itu pastinya saya tertarik karena banyak sekali para blogger yang mereview The Ordinary (terKOL). Saya langsung meluncur ke website mereka di theordinary.com Singkat cerita, theordinary adalah perusahaan skincare asal Canada dibawah Deciem Group. Mereka adalah perusahaan skincare baru namun sudah sangat dikenal di berbagai kalangan beautician, beauty blogger, skincare eunthusiast di seluruh dunia.(please cmiiw) Mereka sangat concern dengan kandungan skincare secara efektif, tepat penggunaan dan tentunya reasonable price. Dan lebih senang lagi kalau Deciem adalah perusahaan skincare  yang produksinya againts animal testing. Berikut yang saya kutip dari website mereka : DECIEM does not test on animals and does not pay others to do so. For this reason, none of our brands are sold in mainland China sin

Memotong Rantai

Beberapa waktu lalu baca sharing tentang cut the chain . Apasih cut the chain ? Potong rantai? Iya. Saya bicara bukan sebagai orang tua, tapi sebagai anak. Ketika kamu tumbuh di keluarga yang tidak pernah mengucapkan maaf... (kecuali lebaran, yeah) Ketika kamu tumbuh di keluarga yang tidak pernah mengucapkan terima kasih.. Ketika kamu tumbuh di keluarga yang tidak pernah mengucapkan kata sayang... Ketika kamu tumbuh di keluarga yang tidak pernah memberikan pujian.. Ketika kamu tumbuh di keluarga yang jarang memberimu ucapan selamat.. Ketika kamu tumbuh di keluarga yang suka membandingkanmu dengan orang lain.. Ketika kamu tumbuh di keluarga yang sulit percaya padamu.. Sesepele tentang seorang anak yang bercerita bahwa di sekolahnya ada anak yang menggangunya, sesepele tentang seorang anak yang cerita bahwa dia tidak mau pergi karena belum mengerjakan pr, sesepele seorang anak yang menangis karena takut nilainya jelek, sesepele seorang anak yang menangis tidak bisa mengerjak

Penggunaan Cloth Diapers (Clodi) | Indonesia

Gambar
Hi everyone...di tulisanku kali ini membahas tentang cloth diaper (clodi). Waktu masih hamil saya doyan banget cari-cari artikel. Karena saya paham, bahwa saat hamil adalah saat tepat untuk belajar segala sesuatu, kalau bayi nya udah lahir boro-boro belajar, siang jadi malam, malam jadi siang kalau ada spare time mah maunya kita bobok aja kaaan. Dan dari berbagai list must have items for newborn, saya dapat pencerahan tentang cloth diaper/ popok kain. Clodi merek ecobum Udah tahun 2015 pada saat itu, dimana nenek ngotot suruh beli popok kain tali selusin, saya ngotot mau nyetock clodi aja. Yaah logikanya sih..popok kain tali buat apa? Tipis gitu kan. Ketemu beberapa merek clodi yang ada di Indonesia. Dan ternyata cukup banyak ibu-ibu diluaran sana yang sepakat dengan saya kalau popok kain tali is so last year and unbeneficial. So ya...here is the list yang aku siapkan untuk perlengkapan perang melawan pipis newborn : 1 lusin kain tetra ukuran 90cmx90cm 2 lusin kain ompol